Rabu, 15 Juli 2020

5 Fakta Mengejutkan Hana Hanifa Diduga Terseret Prostitusi Online



Hana Hanifah adalah artis FTV berumur 23 tahun yang dulu sempat berseteru dengan mantan kekasih Atta Halilintar yaitu Nabila Aprilia. Hana Hanifah juga terkenal karena dia adalah Selebgram Cantik yang memiliki ratusan ribu pengikut di Instagram.



Artis FTV Hana Hanifa diduga terseret prostitusi online yang akhir-akhir ini banyak diberitakan di televisi. Meskipun pada kenyataannya Hana Hanifah sekarang telah ditangkap dan berstatus sebagai saksi di Porlestabes Medan.



Polisi dengan cepatnya melakukan pemeriksaan terhadap Hanna Hanifah. Polisi pun menggelar konferensi pers pada Selasa Malam (14/07/2020), setelah pemeriksaan dan gelar perkara terkait dugaan prostitusi online yang melibatkan aktris FTV Hana. Kapolretabes Medan Kombes Riko Sunarko mengumumkan ada dua orang yang ditetapkan sebagai tersangka mucikari, yaitu orang yang berisinisal J dan temannya yang berinisial R.



Berikut adalah rentetan 5 Fakta Mengejutkan Dugaan Prostitusi yang Melibatkan Hana Hanifah :



1. Hana Hanifah Berpacaran Dengan Kriss Hatta

Fakta terbaru yang diketahui bahwa Hana Hanifah telah memiliki kekasih yaitu aktor Kriss Hatta. Sebelumnya memang pernah digosipkan jika mereka berduka berpacaran. Setelah digali lebih dalam, Kriss Hatta membenarkan bahwa dia memang menjalin Hubungan dengan Hanna.



"Ya semenjak gosip itu beredar, kami sebenarnya telah berpacaran" ujar Kriss Hatta saat dihubungi pada hari Senin (13/07/20)



2. Diduga telah Setahun Lebih Terlibat Prostitusi Online

Hana Hanifah diduga telah terlibat dalam Prostitusi Online selama setahun terakhir ini. Hal tersebut, kata Riko, terungkap saat proses intograsi terhadap Hana di Porlestabes Medan.



"Jadi dia yang bersangkutan menyampaikan di Medan baru sekali, tetapi dari pengakuan dia telah melakukan kegiatan ini selama setahun terakhir," ucap Riko.



Meskipun dengan demikian, Hana tetap akan menjadi saksi. Salah satu pertimbangan polisi karena Hana dijadikan sebagai objek perdagangan dalam kasus ini.



3. Alasan Ekonomi

Setelah dilakukan pemerikasaan diduga Hana sudah setahun terkhir ini terlibat kegiatan prostitusi online karena motif ekonomi yang dia alami. Menurut Riko, ada motif berkedok keutungan besar dalam kasus prostitusi online ini.



"Alasannya tadi sudah saya sampaikan, dia dijanjikan keuntungan ekonomi yang sangat besar," ujar Riko.



Hana diduga telah menerima Rp 20 juta dari pria yang berinisial A sebelum pergi ke Medan. A merupakan pria yang diduga memesan Hana dari mucikari yang berinisial J.



Hana kemudian datang di Medan dan dijemput oleh orang yang berinisial R. Polisi menyebut R mendapat fee Rp 4 juta dari jasa 'Pengurusan' Hana selama di Medan.



4. Banyak Chat dengan 'Kolega' yang Berasal dari Berbagai Kota

Polisi menyebutkan banyak chat Hana dengan 'Kolega' yang berasal dari berbagai kota. Polisi pun menelusuri kaitan chat tersebut dengan dugaan prostitusi Online.



"Yang perlu rekan-rekan ketahui bersama, kita sekarang juga melakukan pendalaman terhadap bukti-bukti chat dari saksi H dengan rekannya ataupun koleganya yang ada di berbagai kota," ujar Riko.



"Jadi si H ini dia biasa nongkrong-nya di kafe itu bersama dengan teman-temannya. Si J ini yang koordinir yang kita duga dia mucikarinya. Dia inilah yang aktif menawarkan itu, mau nggak, mau nggak, mau nggak gitu, Baru si J menawarkan ke sini (A)," tuturnya.



5. Satu Orang Terduga Mucikari Adalah Fotografer

Polisi mengungkapkan salah satu tersangka terduga mucikari dalam kasusu prostitusi online ini adalah seorang Fotografer di Jakarta, yang berinisial J. menurut polisi, J adalah teman nongkrong Hana di Kafe.



"Tersangka J berkomunikasi dengan tersangka lain yaitu saudaranya tersangka R di Medan. Saudara J ini mengakui bahwa profesinya adalah fotografer dan tinggal di Jakarta. Si J mengakui bahwa dia sering bertemu Hana di salah satu kafe seputaran Senayan, Jakarta," ujari Riko. 



Share:

Senin, 06 Mei 2019

Program Penyelesaian Persamaan Linier dengan Metode Gauss Menggunakan C++

Disini saya akan membagikan Source Code Statis Metode Gauss untuk mencari nilai x, y, z, dan u yang telah ditentukan persamaannya dengan menggunakan bahasa pemrograman C++. Meskipun program yang saya buat ini belum sempurna setidaknya anda dapat memberikan saran dan masukan agar program saya menjadi lebih baik.

Berikut Source Codenya :

#include "stdio.h"

int main(){
    int b1k1 = 1;
    int b1k2 = -1;
    int b1k3 = -1;
    int b1k4 = 1;
    int b1k5 = 0;
    int b2k1 = 2;
    int b2k2 = 0;
    int b2k3 = 2;
    int b2k4 = 0;
    int b2k5 = 8;
    int b3k1 = 0;
    int b3k2 = -1;
    int b3k3 = -2;
    int b3k4 = 0;
    int b3k5 = -8;
    int b4k1 = 3;
    int b4k2 = -3;
    int b4k3 = -2;
    int b4k4 = 4;
    int b4k5 = 7;
   
  
    printf("\n [ %i | %i | %i | %i] [X] = [%i] \n", b1k1, b1k2, b1k3, b1k4, b1k5);
    printf(" [ %i | %i | %i | %i] [Y] = [%i] \n", b2k1, b2k2, b2k3, b2k4, b2k5);
    printf(" [ %i | %i | %i | %i] [Z] = [%i] \n", b3k1, b3k2, b3k3, b3k4, b3k5);
    printf(" [ %i | %i | %i | %i] [U] = [%i] \n\n", b4k1, b4k2, b4k3, b4k4, b4k5);
   
    printf(" B4 - 3.B1 \n");
    printf(" [ %i | %i | %i | %i | %i ] \n", b1k1, b1k2, b1k3, b1k4, b1k5);
    printf(" [ %i | %i | %i | %i | %i ] \n", b2k1, b2k2, b2k3, b2k4, b2k5);
    printf(" [ %i | %i | %i | %i | %i ] \n", b3k1, b3k2, b3k3, b3k4, b3k5);
    printf(" [ %i | %i | %i | %i | %i ] \n\n", b4k1, b4k2, b4k3, b4k4, b4k5);
  
    int b4k1b1 = b4k1 - (3*b1k1);
    int b4k2b1 = b4k2 - (3*b1k2);
    int b4k3b1 = b4k3 - (3*b1k3);
    int b4k4b1 = b4k4 - (3*b1k4);
  
    printf(" B2 - 2.B1 \n");
    printf(" [ %i | %i | %i | %i | %i ] \n", b1k1, b1k2, b1k3, b1k4, b1k5);
    printf(" [ %i | %i | %i | %i | %i ] \n", b2k1, b2k2, b2k3, b2k4, b2k5);
    printf(" [ %i | %i | %i | %i | %i ] \n", b3k1, b3k2, b3k3, b3k4, b3k5);
    printf(" [ %i | %i | %i | %i | %i ] \n\n", b4k1b1, b4k2b1, b4k3b1, b4k4b1, b4k5);
  
    int b2k1b1 = b2k1 - (2*b1k1);
    int b2k2b1 = b2k2 - (2*b1k2);
    int b2k3b1 = b2k3 - (2*b1k3);
    int b2k4b1 = b2k4 - (2*b1k4);
  
    printf(" B3 + 1/2.B2 \n");
    printf(" [ %i | %i | %i | %i | %i ] \n", b1k1, b1k2, b1k3, b1k4, b1k5);
    printf(" [ %i | %i | %i | %i | %i ] \n", b2k1b1, b2k2b1, b2k3b1, b2k4b1, b2k5);
    printf(" [ %i | %i | %i | %i | %i ] \n", b3k1, b3k2, b3k3, b3k4, b3k5);
    printf(" [ %i | %i | %i | %i | %i ] \n\n", b4k1b1, b4k2b1, b4k3b1, b4k4b1, b4k5);
  
    int b3k2b2 = b3k2 + (2/b2k2b1);
    int b3k3b2 = b3k3 + (b2k3b1/2);
    int b3k4b2 = b3k4 + (2/b2k4b1);
    int b3k5b2 = b3k5 + (b2k5/2);
  
    printf(" B4 + B2\n");
    printf(" [ %i | %i | %i | %i | %i ] \n", b1k1, b1k2, b1k3, b1k4, b1k5);
    printf(" [ %i | %i | %i | %i | %i ] \n", b2k1b1, b2k2b1, b2k3b1, b2k4b1, b2k5);
    printf(" [ %i | %i | %i | %i | %i ] \n", b3k1, b3k2b2, b3k3b2, b3k4b2, b3k5b2);
    printf(" [ %i | %i | %i | %i | %i ] \n\n", b4k1b1, b4k2b1, b4k3b1, b4k4b1, b4k5);
  
    int b4k4b2 = b4k4b1 + b3k4b2;
    int b4k5b2 = b4k5 + b3k5b2;
  
   
    printf(" [ %i | %i | %i | %i | %i ] \n", b1k1, b1k2, b1k3, b1k4, b1k5);
    printf(" [ %i | %i | %i | %i | %i ] \n", b2k1b1, b2k2b1, b2k3b1, b2k4b1, b2k5);
    printf(" [ %i | %i | %i | %i | %i ] \n", b3k1, b3k2b2, b3k3b2, b3k4b2, b3k5b2);
    printf(" [ %i | %i | %i | %i | %i ] \n\n", b4k1b1, b4k2b1, b4k3b1, b4k4b2, b4k5b2);
  
    printf("\n X - Y - Z + U = 0 ");
    printf("\n 2Y + 4Z - 2U = 8 ");
    printf("\n -U = -4 ");
    printf("\n Z = 3 \n");
   
    printf("\n--------------------------\n");
   
    int Z = 3;
    int U = -4/-1;
    int Z1 = 4*3;
    int U1 = 2*4;
    int ZU1 = Z1-U1;
    int ZUTot = 8-ZU1;
    int Y = ZUTot/2;
    int YZUTot = -Y-Z+U;
    int X = 0+(YZUTot)*-1;
  
    printf("\n Z = %i \n", Z);
   
    printf("\n -U = -4");
    printf("\n U = %i \n", U);
   
    printf("\n 2Y + 4Z - 2U = 8 ");
    printf("\n 2Y + %i - %i = 8 ", Z1, U1 );
    printf("\n 2Y + %i = 8 ", ZU1 );
    printf("\n 2Y = %i ", ZUTot );
    printf("\n Y = %i \n", Y );
   
    printf("\n X - Y - Z + U = 0 ");
    printf("\n X - %i - %i + %i = 0 ", Y, Z, U);
    printf("\n X %i = 0 ", YZUTot );
    printf("\n X = %i", X );
  
}


Langkah - langkah menjalankan program tersebut :
1. Langkah pertama kita akan menjalankan programnya dengan kilk compile & run atau klik F11

2. Kemudian akan muncul nilai x, y, z, dan u.


Sekian dan terima kasih :3


Share:

Sabtu, 13 April 2019

Program Untuk Mencari Invers Pada Matriks Ordo 3 x 3 Menggunakan C++

Disini saya akan membagikan Source Code menghitung dan mencari Kofaktor, Adjoint, Determinan dan Invers dengan menggunakan bahasa pemrograman C++, agar memudahkan anda dalam mengoreksi jawaban martrik ordo 3 x 3. Meskipun program yang saya buat ini belum sempurna setidaknya anda dapat memberikan saran dan masukan agar program saya menjadi lebih baik.

Program Invers Martiks ordo 3 x 3 :

#include "stdio.h"
#include <iostream>
#include <windows.h>
using namespace std;
int main(){  
      int a = 0;
      int b = 0;
      int c = 0;
      int d = 0;
      int e = 0;
      int f = 0;
      int g = 0;
      int h = 0;
      int i = 0;
    
      printf("memasukan nilai A: ");
      scanf("%i", &a );
    
      printf("memasukan nilai B: ");
      scanf("%i", &b );
    
      printf("memasukan nilai C: ");
      scanf("%i", &c );
    
      printf("memasukan nilai D: ");
      scanf("%i", &d );
    
      printf("memasukan nilai E: ");
      scanf("%i", &e );
    
      printf("memasukan nilai F: ");
      scanf("%i", &f );
    
      printf("memasukan nilai G: ");
      scanf("%i", &g );
    
      printf("memasukan nilai H: ");
      scanf("%i", &h );
    
      printf("memasukan nilai i: ");
      scanf("%i", &i );
    
      printf("\n Matriks A");
      printf("\n %i | %i | %i", a, b, c);
      printf("\n %i | %i | %i", d, e, f);
      printf("\n %i | %i | %i\n", g, h, i);
    
      int a11 = e*i - h*f ;
      int a12 = (d*i - g*f )*-1 ;
      int a13 = d*h - g*e ;
      int a21 = (b*i - h*c )* -1 ;
      int a22 = a*i - g*c ;
      int a23 = (a*h - g*b )* -1;
      int a31 = b*f - e*c ;
      int a32 = (a*f - d*c )* -1;
      int a33 = a*e - d*b ;
    
      printf("\n A11= %i", a11);
      printf("\n A12= %i", a12);
      printf("\n A13= %i", a13);
      printf("\n A21= %i", a21);
      printf("\n A22= %i", a22);
      printf("\n A23= %i", a23);
      printf("\n A31= %i", a31);
      printf("\n A32= %i", a32);
      printf("\n A33= %i \n", a33);
    
      printf("\n Kofaktor A");
      printf("\n %i | %i | %i", a11, a12, a13);
      printf("\n %i | %i | %i", a21, a22, a23);
      printf("\n %i | %i | %i\n", a31, a32, a33);
    
      printf("\n Adj A");
      printf("\n %i | %i | %i", a11, a21, a31);
      printf("\n %i | %i | %i", a12, a22, a32);
      printf("\n %i | %i | %i\n", a13, a23, a33);
    
      printf("\n Sarrus");
      printf("\n %i | %i | %i | %i | %i", a, b, c, a, b);
      printf("\n %i | %i | %i | %i | %i", d, e, f, d, e);
      printf("\n %i | %i | %i | %i | %i\n", g, h, i, g, h);
      int detA = a*e*i;
      int detB = b*f*g;
      int detC = c*d*h;
      int detD = b*d*i;
      int detE = a*f*h;
      int detF = c*e*g;
    
      int det = detA+detB+detC - detD-detE-detF;
      printf("\n Det A = %i\n", det);

      printf("\n A^-1");
      printf("\n %i/%i | %i/%i | %i/%i", a11, det, a21, det, a31, det);
      printf("\n %i/%i | %i/%i | %i/%i", a12, det, a22, det, a32, det);
      printf("\n %i/%i | %i/%i | %i/%i\n", a13, det, a23, det, a33, det);
    
      printf("\n A^-1");
      printf("\n %f | %f | %f", ((float)a11/det), ((float)a21/det), ((float)a31/det));
      printf("\n %f | %f | %f", ((float)a12/det), ((float)a22/det), ((float)a32/det));
      printf("\n %f | %f | %f", ((float)a13/det), ((float)a23/det), ((float)a33/det));
  
}
Langkah - langkah menjalankan program mencari Invers:

1. Langkah pertama kita akan mencoba programnya dengan memasukkan angka - angka.


2. Kemudian klik Enter dan akan muncul matriks A dan minor.


3. Kemudian akan muncul Kofaktor A, Adj A, Sarrus, Det A, dan Invers Matriks A.




Sekian dan terima kasih.
Share:

Sabtu, 16 Maret 2019

Matriks

Definisi
Susunan bilangan atau fungsi yang tersusun dalam baris dan kolom yang diapit oleh dua kurung siku.





Elemen
Bilangan – bilangan yang tedapat di dalam kurung siku pada suatu matriks.






Ordo matriks
Bilangan yang menunjukan banyaknya baris dan banyaknya kolom pada suatu matriks.

Ordo 4 X 4



Dua matriks dikatakan sama jika ordonya sama dan elemennya bernilai sama.

Contoh soal :








Jawab :
Karena A = B, maka elemen yang letaknya sama memiliki nilai yang sama pula, sehingga dari persamaan tersebut mana didapatkan
2a = -2;        3 = 3c;          4b = 3 + b
Sehingga a = -1;    c = 1;       b = 1




Jenis matriks

1. Matriks bujur sangkar, yaitu matriks yang banyak barisnya sama dengan banyak kolomnya.



2. Mariks segitiga atas, yaitu matriks bujursangkar yang semua elemen dibawah diagonal utama bernilai nol.


3. Matriks segitiga bawah, yaitu matriks bujursangkar yang semua elemen diatas diagonal utama bernilai nol.




4. Matriks diagonal, yaitu matriks bujursangkar yang semua elemen diluar diagonal utama bernilai nol.


5. Matriks satuan (matriks identitas), yaitu matriks diagonal yang elemen pada diagonal utama adalah bilangan satu dan elemen lain bernilai nol.



6. Matriks Skalar, yaitu matriks diagonal yang semua elemen pada diagonal utama bernilai sama tetapi bukan nol.


7. Matriks nol, yaitu matriks yang semua elemennya bernilai nol.


8. Matriks baris, yaitu matriks yang hanya mempunyai satu baris saja.



9. Matriks kolom, yaitu matriks yang hanya mempunyai satu kolom saja.








Operasi Matriks

1. Penjumlahan dan Pengurangan







Contoh :












2. Perkalian Matriks dengan Skalar





 













3. Perkalian Dua Matriks
















Contoh :













4. Transpose Matriks
Contoh :

 5. Trase Matriks












Contoh :
















6. Invers Matriks
 Contoh : 
















Sifat - Sifat Operasi Matriks

1. Sifat Penjumlahan Matriks dan Perkalian dengan Skalar


a.      A + B = B + A                (sifat komutatif)


b.     (A+B)+C = A+ (B+C)     (Sifat asosiatif)


c.      A + 0 = 0 + A = A  (Sifat matriks 0, identitas penjumlahan)


d.     A + (-A) = - A + A = 0    (Sifat negatif matriks)


e.      K(A+B) = kA +IA (Sifat distributif)


f.       (kI)A = k(IA)                  (sifat asosiatif)


g.     IA = A                            (Sifat perkalian)


2. Perkalian Matriks

Pada umumnya berlaku sifat AB ≠ BA  
(perkalian matriks tidak berlaku sifat komutatif)
   
 




Jenis Matriks Khusus

1  Matriks Idempoten :
     AA = A2 = A (A = Matrix Bujur Sangkar)



 







2. Matriks Periodik :
    AAA….A = Ap = A (dengan periode p-1)


3.  Matrik Nilpoten :
Ar = 0 ; Nilpoten dengan Index r (Bilangan bulat terkecil)

Nilpoten dengan index = 3


 










Transformasi Elementer
  
1. Penukaran tempat baris/kolom
a)     baris ke-i  dan baris ke-j,   ditulis Hij(A)
b)    kolom ke-i  dan kolom ke-j,   ditulis Kij(A)



 










 



Determinan

Pada matriks bujur sangkar selalu mempunyai suatu besaran skalar yang dinamakan dengan determinan yang dapat dihitung berdasarkan elemen-elemennya menurut rumus.


Determinan ordo 2 x 2


 
 
 
 
 
 
  Determinan ordo 3 x 3 (Metode Sarrus)
 
  


 Contoh :







Sumber : 
http://endahdahlia.blogspot.com/2013/06/matriks_25.html
http://cokroposbara.blogspot.com/2009/04/jenis-jenis-matriks.html
https://idschool.net/sma/cara-menentukan-invers-determinan-matriks-dan-sifat-sifatnya/
https://slideplayer.info/slide/3292630/
https://rumus.co.id/determinan-matriks/#!
https://www.studiobelajar.com/matriks-perkalian-determinan-invers/

 






Share:

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.